Pertama Kalinya, Pendapatan Bea Cukai AS Tembus Rp1.621 Triliun Imbas Kebijakan Tarif Trump | Sindonews – https://bit.ly/3TDTDUn – #Opsiin
July 13, 2025 at 01:30PM
Dunia Internasional,
Pertama Kalinya, Pendapatan Bea Cukai AS Tembus Rp1.621 Triliun Imbas Kebijakan Tarif Trump | Halaman Lengkap
Makin mudah baca berita nasional dan internasional.
Kanal
MNC Portal
Live TV
MNC Networks
Sabtu, 12 Juli 2025 – 21:15 WIB
Pendapatan bea cukai Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya menembus angka bersejarah sebesar USD100 miliar. FOTO/Reuters
JAKARTA
– Pendapatan bea cukai Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya menembus angka bersejarah sebesar USD100 miliar atau setara Rp1.621 triliun pada tahun fiskal 2025. Lonjakan ini dikaitkan dengan peningkatan tajam pengumpulan tarif yang dipicu oleh kebijakan proteksionis mantan Presiden Donald Trump.
Departemen Keuangan AS, dalam laporan resminya yang dirilis Jumat (11/7), menyebutkan bahwa pendapatan tarif pada bulan Juni 2025 mencapai rekor tertinggi sebesar 27,2 miliar dolar AS, atau sekitar 26,6 miliar dolar AS setelah dipotong pajak. Angka ini mencerminkan kenaikan hampir empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Lonjakan pendapatan tarif tersebut turut mendorong terjadinya surplus anggaran bulanan sebesar 27 miliar dolar AS, yang dianggap mengejutkan oleh sejumlah analis fiskal. Capaian ini menjadi tonggak penting dalam sejarah fiskal AS, menandai efektivitas kebijakan tarif sebagai sumber pendapatan utama negara.
Baca Juga: Nilai Dagang China-BRICS Tembus Rp10.489 Triliun, Indonesia dan Brasil Jadi Mitra Strategis
Kebijakan tarif yang digagas Trump selama masa kepresidenannya, dan terus ia kampanyekan dalam berbagai kesempatan, kini menunjukkan dampak fiskal yang signifikan. Trump menyatakan bahwa penerapan tarif resiprokal akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan diharapkan membawa "uang besar" ke kas negara.
"Ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi tentang kedaulatan ekonomi. Tarif akan menjadi alat penting untuk merebut kembali kendali ekonomi nasional," ujar Trump dikutip dari Nation Thailand, Sabtu (12/7).
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, melalui unggahan di platform media sosial X, menyambut pencapaian tersebut sebagai bukti keberhasilan strategi ekonomi yang diusung Trump. Ia juga menekankan bahwa peningkatan pendapatan tarif tidak menyebabkan inflasi yang signifikan.
"Ketika Presiden Trump bekerja tanpa lelah untuk merebut kembali kedaulatan ekonomi Amerika, laporan bulanan Departemen Keuangan hari ini mengungkapkan pendapatan tarif yang bersejarah—dan tidak ada inflasi!" tulis Bessent.
Baca Juga: Wali Kota di Jepang Mundur Gara-gara Ijazahnya Palsu
Tarif impor, yang sebelumnya lebih difungsikan sebagai instrumen kebijakan dagang, kini beralih peran menjadi sumber pendapatan fiskal yang krusial bagi pemerintah federal. Tren ini menjadi perhatian kalangan ekonom karena berpotensi mengubah struktur kebijakan fiskal AS ke depan.
Sejumlah pihak menilai, keberhasilan ini bisa memperkuat posisi politik Trump dalam pemilu mendatang, sekaligus memberi tekanan baru pada negara mitra dagang AS yang selama ini mengandalkan pasar Amerika sebagai tujuan ekspor utama.
Laporan Departemen Keuangan AS juga menjadi sinyal kuat bagi pelaku pasar dan mitra dagang bahwa kebijakan tarif akan tetap menjadi instrumen penting dalam strategi ekonomi AS.
(nng)
Iklan – Scroll untuk melanjutkan
Iklan – Scroll untuk melanjutkan
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,
untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Infografis
10 Miliarder Paling Boncos di 100 Hari Trump, Elon Musk Kehilangan Rp727 Triliun
Artikel ini juga terbit di https://bit.ly/3TDTDUn
from pindu – Pastikubisa https://ift.tt/Xo50TbV
via IFTTT
Komentar
Posting Komentar